Senin, 07 April 2014

puisi "broken home"

ku takan pernah bisa berpikir jernih, karena otakku telah terkontaminasi dendam
kenapa harus ini yang ku rasakan, jika masih banyak senyuman yang akan datang menyapaku.

ku tertunduk dalam kehampaan, terpojok dalam suatu sudut yang menyakitkan
haruskah ku buang semua lembar keindahan, dan ku ganti dengan sebuah tangisan

keegoisan itu menghancurkan singgasana dalam keharmonisan keluarga.
kita di bawah atap hanya merasakan kehancuran,tanpa pernah bisa beranjak

semua rasa ini mulai membuatku lemah hingga ku rasa lelah tuk berdiri tegak.
dalam renungan pun hanya terbayang sebuah kehampaan yang menyiksa

selalu  terbersit rasa iri yang mulai merasuki jiwaku
ketika ku lihat ke indahan di kehidupan kalian
tapi ini yang harus ku terima di dalam hidupku
dan harus terus ku jalani dengan lapang dada

mungkin semua tawa telah memudar
mungkin semua canda mulai sirna
tapi hidup ini masih berjalan
di saat napas masih menghela


ku kan berusaha merubah caraku berpijak, 
berusaha melukis keindahan dengan caraku
walau kenyataan pahit yang harus ku temui

broken home itu bukan pilihan
tapi sebuah keegoisan
namun selalu ada hal positif
dari semua kejadian hidup

dan ku akan berusaha menjadi pelangi yang indah
yang bisa menghiasi langit kehidupan
bukan menjadi awan pekat hitam
yang mengganggu keindahan

34 komentar:

  1. Terimakash atas puisinya, puisi ini tenang membuatku bangkit akan apa yang selama ini kurasakan menjadi anak broken home

    BalasHapus
  2. kak sy bisa minta tolong?nama kakak siapa tokong jawab:(

    BalasHapus
  3. Syukron kak,puisi ini jd pelajaran utk saya. 🙏🙏🙏

    BalasHapus
  4. Kk boleh di pakek puisinya untuk di share ke ytb ku

    BalasHapus
  5. Tidak selalu yang kurang itu sakit.Kadang yang lengkap pun diam2 menyimpan luka.

    BalasHapus
  6. Aku ikut menangis membaca puisi ini. Aku seorang guru yang sering menjadi tempat curhat siswaku persis seperti puisi itu kisahnya di keluarga kecilnya. Oh sakit rasanya. Sungguh aku bukan anak dari perceraian sebuah keluarga namun aku bisa merasakan pahit dan getir nya kisah itu.

    BalasHapus
  7. Kk izin ya puisinya ku pakai
    Terimakasi sebelumnya.

    BalasHapus
  8. izin pake buat praktek ya kak

    BalasHapus
  9. Kak izin ya, puisinya ku pakai untuk lomba

    BalasHapus